Tantangan Menjadi Caregiver Lansia dan Cara Menghadapinya

Menjadi caregiver lansia bukan hanya soal merawat secara fisik—tapi juga tentang mental, emosional, dan kesiapan menghadapi berbagai situasi tak terduga. Bagi banyak orang, profesi ini adalah panggilan hati. Tapi di balik panggilan itu, ada realita kerja yang sering kali berat dan penuh tantangan, baik di dalam negeri maupun saat bekerja di luar negeri.

Caregiver Indonesia

9/2/20252 min read

Menjadi caregiver lansia bukan hanya soal merawat secara fisik—tapi juga tentang mental, emosional, dan kesiapan menghadapi berbagai situasi tak terduga. Bagi banyak orang, profesi ini adalah panggilan hati. Tapi di balik panggilan itu, ada realita kerja yang sering kali berat dan penuh tantangan, baik di dalam negeri maupun saat bekerja di luar negeri.

Tantangan dan Solusi Caregiver Lansia di Dalam Negeri

1. Tugas Ganda: Merawat Lansia dan Pekerjaan Rumah

Banyak caregiver di rumah pribadi juga diminta mengerjakan pekerjaan rumah tangga lain seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.

Solusi Praktis:
Jelaskan batas tanggung jawab sejak awal. Jika perlu, buat perjanjian kerja tertulis yang memisahkan tugas caregiving dengan pekerjaan rumah.

2. Minimnya Pengakuan Sebagai Profesi

Masih ada anggapan bahwa caregiver hanyalah “pembantu rumah tangga plus”.

Solusi Praktis:
Ambil sertifikasi BNSP agar keahlian Anda diakui secara nasional. Sertifikat ini memperkuat posisi tawar Anda dalam dunia kerja.

3. Kondisi Lansia yang Sulit Dihadapi

Beberapa lansia mengalami demensia, Alzheimer, atau gangguan perilaku yang membuat mereka sulit diajak komunikasi.

Solusi Praktis:
Pelajari teknik komunikasi untuk lansia dengan demensia. Gunakan pendekatan yang sabar, tidak membantah, dan tenang.

4. Jam Kerja Fleksibel = Tidak Punya Waktu Istirahat

Bekerja di rumah lansia berarti Anda bisa dipanggil kapan saja, termasuk malam hari.

Solusi Praktis:
Buat sistem shift jika memungkinkan, atau diskusikan jadwal istirahat yang jelas dengan keluarga pasien.

5. Beban Emosional

Merawat lansia yang sakit parah atau mendekati akhir hayat bisa sangat menguras mental.

Solusi Praktis:
Lakukan self-care rutin, berbagi cerita dengan sesama caregiver, dan jangan ragu konsultasi ke psikolog bila merasa burnout.

Tantangan dan Solusi Caregiver Lansia di Luar Negeri

6. Bahasa dan Budaya yang Berbeda

Kesulitan bahasa bisa membuat komunikasi dengan lansia atau keluarga majikan jadi rumit.

Solusi Praktis:
Ikuti kursus bahasa sebelum berangkat. Gunakan aplikasi penerjemah dan catat kalimat penting sehari-hari.

7. Homesick dan Kesepian

Jauh dari keluarga dalam waktu lama membuat banyak caregiver merasa terisolasi.

Solusi Praktis:
Jadwalkan video call rutin dengan keluarga. Bergabung dengan komunitas WNI di negara tujuan untuk saling mendukung.

8. Perlakuan Tidak Adil dari Majikan

Beberapa pekerja mengalami perlakuan tidak manusiawi atau jam kerja yang tidak sesuai kontrak.

Solusi Praktis:
Pastikan kontrak kerja legal dan jelas sebelum berangkat. Laporkan pelanggaran ke KBRI atau organisasi perlindungan tenaga kerja di negara tujuan.

9. Ketidakjelasan Tugas

Kadang caregiver diminta melakukan tugas di luar jobdesk, seperti menjaga anak atau membersihkan rumah besar sendirian.

Solusi Praktis:
Minta kejelasan jobdesk di awal. Jangan ragu menolak tugas yang tidak sesuai jika sudah di luar batas wajar dan tidak tertulis dalam kontrak.

10. Tekanan Finansial dari Keluarga di Rumah

Caregiver sering jadi tulang punggung keluarga dan merasa bersalah jika tidak bisa mengirim banyak uang.

Solusi Praktis:
Buat rencana keuangan jangka panjang. Komunikasikan kondisi keuangan dengan jujur kepada keluarga agar tidak menambah tekanan.

Penutup: Profesionalisme & Perawatan Diri Adalah Kunci

Menjadi caregiver lansia adalah pekerjaan yang menantang namun sangat berarti. Tantangan di dalam dan luar negeri berbeda, tapi intinya sama: dibutuhkan kesabaran, komunikasi, skill, dan perawatan terhadap diri sendiri.

Dengan sertifikasi BNSP, pelatihan yang tepat, dan komunitas pendukung, Anda tidak hanya bisa menghadapi tantangan ini—tetapi tumbuh menjadi caregiver yang profesional, kuat, dan dihargai.